SENANDUNG DINGIN DARI JALANAN



Malam ini kubagi lagi lagu – lagu ku
Bukan denganmu, bukan dengan waktu
Tapi dengan merah, dengan kuning, dan dengan hijau rambu

Kuyup di lusuh bajuku
Mengganti debu dengan gigil
Dengan perut yang masih saja bisu
Dan malam terus saja memanggil

Suaraku bukan senandung camar merdu
Hanya gendhing penambal kosong perutku
Tak kalian temukan nada – nada dicinta disana
Karena waktu telah merampasnya

Kami hanya sekumpulan yang terbuang
Dan terdampar diantara batu karang
Kami hanya coba bertahan
Dan disini kami temukan kehidupan

Bukan sengaja lusuh membungkusi ragaku
Tapi mereka merampas dari tanganku
Membuangku dalam debu
Dan cinta pun sekedar rindu
Disini kami masih saja sandarkan mimpi
Lewat bait nada sederhana
Kami sandarkan hidup yang dipunya

Disini kami dibesarkan
Tapi bukan disini kami dilahirkan

Diantara jabatan yang perebutkan
Kami terkadang terusikan

Di kejar, di tangkap, di pukuli
Tak ada yang peduli
Semua serupa arca yang bisu dan tuli

Dan jerit – jerit ku
Hanya terjebak dalam jelaga
Terbelenggu tak ada yang tau

Ini bukan akhir dari lagu
Tapi beku terlanjur memeluk dalam gigil
Memaksaku bersembunyi di sudut jalan itu
Bersembunyi dari lapar yang memanggil


211011 By : Yono Kentung

0 Response to "SENANDUNG DINGIN DARI JALANAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel